Jargon "merdeka atau mati" adalah kata-kata bersejarah yang digunakan Bung Tomo dalam pidatonya untuk membangkitkan semangat pejuang Surabaya untuk kembali melawan para penjajah. Sutomo atau yang lebih dikenal dengan Bung Tomo adalah seorang nasionalis yang ingin mati-matian membela Tanah Airnya. "Merdeka atau Mati!" Begitulah teriakan dari bibir mereka Kepulan asap beradu dengan tombak runcing Para srikandi yang berdoa di sepertiga malam Menunggu sang kekasih pulang membawa kemenangan Sudah, Sudah berjuta nama tertinggal di medan perang Teriak para pejuang yang kehilangan teman Teriak para prajurit melihat rekan mereka bahagia tanpa Surabaya -. Bung Tomo merupakan salah satu tokoh dalam Pertempuran 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Pidatonya terkenal dengan semboyan Merdeka atau Mati. Nama aslinya Sutomo. Ia lahir di Kota Surabaya pada 3 Oktober 1920. Isi Pidato Bung Tomo 10 November 1945. Solo -. Pertempuran besar antara arek-arek Surabaya melawan pasukan Sekutu terjadi pada 10 November 1945. Kala itu, Inggris telah memberi ultimatum agar pihak Indonesia berhenti melawan. Namun ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang. TRIBUN-VIDEO.COM - Berikut kumpulan puisi kemerdekaan menyentuh hati, bisa jadi referensi di malam 17 Agustus: Merdeka atau Mati. Karya: Yamin. Darah di tanah tak bertuan menggenang. Puisi Tentang Bung Tomo. Bung Tomo, nama yang tak akan terlupakan Pahlawan nasional yang luar biasa Ia bersimbah darah, dan mati untuk kemerdekaan Membuat kita semua bangga dengannya. Bung Tomo, tokoh pahlawan yang luhur Bung Tomo, yang menjadi inspirasi untuk kita Menuliskan kisah perjuangannya dalam puisi Untuk mengingatkan kepahlawanan yang Puisi: Merdeka atau Mati Karya: Sides Sudyarto D. S. Merdeka atau Mati. Merah api membakar angkasa Asap tebal menderu hitam lebam Hujan peluru menderu berdesingan Mesiu meledak dimana-mana. Pejuang maju terus dengan sangkur terhunus Karaben dan mitraliur terus menggempur Benteng-benteng penjajah Yang menumpahkan darah. LIjIf.