Karakteristikmasyarakat yang menganut keyakinan ini di antaranya adalah memohon perlindungan dan permintaan kepada roh untuk penyembuhan penyakit, sukses dalam bercocok tanam, terhindar dari bencana alam, selamatan ketika memasuki rumah baru, dan lain-lain. DiIndonesia, kita kerap mendengar istilah masyarakat madani. Istilah ini memang ada kaitannya dengan Madinah. Masyarakat madani adalah sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada Festival Istiqlal pada tahun 1991 silam. Istilah masyarakat madani ini berasal dari bahasa arab, Madinah yang berarti kota. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah mengantongi bukti perjalanan pesawat Irjen Pol Ferdy Sambo dari Jogja ke Jakarta sehari sebelum insiden berdarah di Rumah Dinas Perumahan Komplek Polri, Duren Tiga Jakarta Selatan, Jumat (8/7). "Akhirnya data terbaru yang akurat dengan bukti bukti yang kami dapatkan, tiket, dan macam macam itu, kami mendapatkan kepastian bahwa Indonesiamemiliki lebih dari 300 kelompok suku, lebih tepatnya 1.340 suku bangsa. 2. Keragaman Agama Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu, sesuai dengan bunyi salah satu Pasal UUD 1945. Tantangandalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Indonesia. Masih rendahnya minat partisipasi warga masyarakat terhadap kehidupan politik di Indonesia, kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terkait masalah-masalah yang dihadapi negara Indonesia sehingga sulit untuk menerapkan masyarakat yang memiliki akses penuh dalam kegiatan publik, melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan Pembahasan Ciri perjuangan bangsa Indonesia ketika menghadapi penjajahan sebelum bangsa Barat abad ke-20 antara lain : Dipimpin raja / tokoh agama. Perjuangan sebelum abad ke-20 banyak dipimpin oleh pemimpin kerajaan atau pemuka agama di suatu wilayah. Beberapa tokoh yang terlibat seperti Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, dan Pangeran Antasari. NegaraIndonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. 2. Pasal 18 Ayat (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. 3. AnalisisKarakteristik Satuan Pendidikan. Februari 1, 2022 - 18:38. Bagi sekolah yang belum memili visi dan misi yang ajek maka sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menmpung aspirasi anggota komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang Yvc6. M Helmi Sejarah Sunday, 20 Mar 2022, 2122 WIB Sejarah Indonesia Kemerdekaan bangsa Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 silam memiliki sejarah panjang. Sejarah Indonesia telah ada berabad-abad silam sejak terjadinya penjajahan yang dilakukan oleh bangsa lain terhadap negara ini. Akibat penjajahan yang menyakitkan tersebut, lalu membangkitkan semangat seluruh lapisan masyarakat untuk melawan penjajah. Masyarakat Indonesia kala itu berjuang mati-matian untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini agar lepas dari tangan penjajah. Sebagai warga negara Indonesia, sudah selayaknya kita mengetahui tentang sejarah bangsa ini yang terbilang tidak singkat. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa menyimak artikel tentang rangkuman perjalanan sejarah Indonesia lengkap pada uraian di bawah ini. Pada rangkuman di bawah ini sejarah Indonesia akan dijabarkan secara rinci berupa kumpulan peristiwa yang dibagi menjadi 2 periode yaitu sebelum dan sesudah kemerdekaan. Sejarah Indonesia Sejarah Indonesia sebenarnya telah dimulai pada masa kerajaan. Sebelum dan sesudah nusantara disatukan oleh Sumpah Palapa-nya Gajah Mada, di wilayah Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang menjadi cikal bakal bangsa ini. Pada jaman dahulu di wilayah Sumatera terdapat Kerajaan Sriwijaya yang pernah menjadi penguasa maritim dan dijadikan pusat pendidikan agama Budha dari seluruh dunia. Kerajaan besar ini juga menjadi pusat perdagangan dan berjaya dari abad ke 7 hingga 13. Di antara abad ke 8 dan 10 berdiri dua dinasti besar yaitu Syailendra dan Sanjaya membuktikan adanya sejarah baru di pulau Jawa. Kedua dinasti ini membawa pengaruh besar penyebaran agama Hindu dan Budha di Indonesia. Hadirnya kedua dinasti ini juga meninggalkan sebuah mahakarya besar berupa candi Borobudur dan Prambanan. Runtuhnya kedua dinasti ini tak membuat eksistensi kerajaan di Pulau Jawa memudar karena muncul Majapahit di Jawa Timur pada tahun 1293. Lalu pada tahun 1294, nusantara terbentuk berkat perjuangan Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit bahkan disebut-sebut menyerupai perbatasan Indonesia saat ini, bahkan hingga ke sebagian area Malaysia. Runtuhnya era Hindu-Budha ditandai dengan kedatangan pedagang-pedagang Timur Tengah yang menyebarkan agama Islam di Indonesia. Berlanjut ke sejarah Indonesia masa penjajahan yang dimulai dengan datangnya Marcopolo disusul bangsa Spanyol dan Portugis. 1. Kumpulan Peristiwa Sejarah Indonesia Sebelum Merdeka combinesia" /> Peristiwa Sejarah Indonesia Sebelum Merdeka - via combinesia Sejarah Indonesia pada saat sebelum merdeka biasa disebut dengan masa penjajahan. Masa penjajahan ditandai dengan kedatangan Marcopolo di Pulau Sumatera. Marcopolo disebut-sebut sebagai penjelajah asal Eropa yang pertama kali datang ke Indonesia. Setelah kedatangan Marcopolo, banyak dari bangsa-bangsa barat yang bermunculan di Indonesia seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, hingga Jepang. Berikut ini adalah kumpulan peristiwa bangsa Indonesia pada masa sebelum merdeka. 1. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah, menjadi incaran Portugis. Namun sebelum ke Indonesia, Portugis telah melakukan penjelajahan dalam rangka mencari rempah-rempah ke berbagai negara. Perjalanan Portugis mencari rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis. Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Diaz bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Pada tahun 1511, Portugis pun sampai di Malaka di bawah pimpinan Alfonso dâ Albuquerque. Alfonso pun berhasil menguasai Malaka dan Myanmar. Bangsa Portugis pun sampai di Maluku pada tahun 1512 dipimpin oleh Antonio de Abreu dan Fransisco Serao. Selanjutnya, Portugis menjalin hubungan dagang rempah-rempah dengan orang Maluku. Portugis sempat menaklukan kerajaan Samudera Pasai dan Ternate. Namun penjajahan Portugis ini hanya berjalan singkat karena berhasil diusir oleh kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. 2. Pendudukan Bangsa Spanyol di Sulawesi Tahun 1522, Spanyol mulai melakukan kolonialisasi di Sulawesi utara. Puncaknya, pada tahun 1560 Spanyol mendirikan pos di Manado, Sulawesi Utara. Spanyol memperluas penjajahan hingga ke Minahasa karena tempat itu merupakan ladang menggiurkan sebagai penghasil beras. Pada tahun 1617 rakyat Minahasa di Sulawesi Utara melakukan gerakan perlawanan. Rakyat Minahasa melakukan gerakan perlawanan dengan tujuan untuk mengusir penjajah Spanyol. Setelah dilakukan perlawanan oleh rakyat Minahasa selama bertahun-tahun, akhirnya pada 1646 Spanyol berhasil diusir dari tanah Sulawesi. Namun, Spanyol terus mencoba membujuk kerajaan sekitar dengan tujuan untuk menjajah kembali tanah Minahasa. Niat jahat Spanyol untuk menjajah kembali Sulawesi pun gagal. Selanjutnya, Spanyol mencoba meminta dukungan pada kerajaan Bolaang Mongondow, namun tetap saja gagal. Spanyol pun angkat kaki dari wilayah Indonesia pada tahun 1692. 3. Kolonialisasi VOC Pendirian VOC menjadi senjata awal Belanda untuk menguasai wilayah Indonesia. Ekspedisi kompeni ke Indonesia diawali dengan kedatangan pelaut Belanda bernama Cornelis de Houtman pada 1596 di Pelabuhan Banten. Kedatangan Cornelis de Houtman pun diikuti ekspedisi-ekspedisi lain para pedagang Belanda. Maraknya pedagang Belanda yang datang ke Indonesia menimbulkan persaingan tidak sehat. Oleh karena itu dibentuklah VOC merupakan kepanjangan dari Vereenigde Oost Compagnie. VOC dalam bahasa Indonesia berarti Perserikatan Maskapai Hindia Timur. VOC adalah gabungan dari beberapa perusahaan Belanda untuk mengatasi pedagang-pedagang Belanda di Indonesia. Persatuan dagang ini bermarkas di Jayakarta yang pada waktu itu dijadikan sebagai pelabuhan penting di Pulau Jawa. Penempatan markas VOC di Jayakarta ini bertujuan untuk menguasai Jawa sebagai lalu lintas perdagangan dan ingin menyingkirkan Portugis di Malaka. 4. Pemerintahan Sementara Perancis dan Inggris Pada akhir abad ke-18, VOC dibubarkan karena Belanda kalah dalam Perang Eropa. Indonesia pun jatuh ke dalam kekuasaan Perancis namun masih di bawah pemerintahan Belanda atau biasa disebut dengan Belanda-Perancis. Jatuhnya Indonesia ke tangan Perancis, membuat Inggris geram. Kemudian terjadi perebutan kekuasaan wilayah Indonesia yang dilakukan oleh Belanda-Perancis dan Inggris. Perseteruan ini pun berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Amiens dan Kapitulasi Tuntang. Pemerintahan Belanda-Perancis pun berakhir dengan kedatangan Inggris di bawah Lord Minto yang berhasil merebut Jawa. Kemudian Lord Minto yang bermarkas di India mengangkat Raffles menjadi Letnan Gubernur yang berkuasa di Jawa. Kekuasaan bangsa Inggris di Indonesia dimulai pada tahun 1811. Raffles mengubah tatanan di Jawa berdasarkan sistem pemerintahan Inggris. Pendudukan bangsa Inggris di Indonesia pun berakhir pada tahun 1816. 5. Penjajahan Belanda Setelah perginya Inggris dari Indonesia pada tahun 1816, Belanda pun kembali menguasai negara ini. Kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia ini tercatat dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814. Tahun 1830-an Belanda juga menerapkan sistem tanam paksa yang membuat rakyat Indonesia sangat menderita. Sistem ini memaksa penduduk Indonesia untuk menanam hasil kebun seperti kopi, teh, pala demi memenuhi kebutuhan ekspor kompeni. Selain itu, penduduk Indonesia juga dipaksa melakukan kerja rodi. Salah satu proyek kerja rodi adalah pembangunan jalan dari Anyer hingga Panarukan. Jalan yang melintasi pesisir pantai utara Jawa dari ujung barat hingga timur ini dibuat untuk kepentingan Belanda semata. Pemerintahan Belanda yang menyengsarakan rakyat Indonesia menimbulkan berbagai pemberontakan. Pemberontakan besar yang pernah terjadi yaitu Perang Diponegoro, Perang Paderi, dan perang lainnya. 6. Gerakan Nasionalisme Gerakan nasionalisme muncul karena faktor internal dan eksternal. Sejumlah faktor internal yang melatar belakangi gerakan ini yaitu perluasan pendidikan, kegagalan perjuangan di berbagai daerah, rasa senasib sepenanggungan, dan perkembangan organisasi etnik kedaerahan. Sedangkan faktor eksternal yang memprakarsai gerakan ini antara lain munculnya paham baru di dunia. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905 dan perkembangan berbagai organisasi nasional di berbagai negara turut menjadi faktor pendorong terbentuknya gerakan ini. Gerakan nasionalisme di Indonesia yang pertama adalah Serikat Dagang Islam, didirikan tahun 1905 dan disusul berdirinya Budi Utomo pada 1908. Organisasi-organisasi ini berisi para profesional muda dan pelajar yang sebagian menuntut ilmu di sekolah bentukan Belanda. Berdirinya gerakan nasionalisme di Indonesia pun memancing Belanda untuk melakukan penindasan dengan cara memenjara para anggotanya. 7. Propaganda Jepang Pendudukan Jepang di Indonesia bermula karena kemenangannya mengalahkan Belanda pada tahun 1942. Indonesia dianggap sebagai jalur dagang yang strategis dan menggiurkan untuk pemasaran industri Jepang. Jepang menguasai Indonesia dimulai dari Palembang pada 16 Februari 1942, lalu ke Jawa. Untuk melancarkan aksinya, Jepang menarik simpati penduduk Indonesia dengan propaganda Tiga A yaitu Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Jepang membentuk banyak organisasi sosial dan militer yang diisi rakyat Indonesia demi kepentingannya sendiri. Jepang juga menerapkan sistem kerja paksa romusha yang dikenal lebih sadis daripada kerja rodinya Belanda. Tak hanya menguras tenaga rakyat Indonesia, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam negeri ini besar-besaran. Penderitaan rakyat Indonesia oleh penjajahan Jepang berujung pada kelaparan dan penyakit busung lapar hingga kematian. 8. Hengkangnya Jepang dari Indonesia Kekejaman Jepang terhadap rakyat Indonesia membuat para tokoh memperjuangkan kemerdekaan. Para pejuang memanfaatkan organisasi-organisasi bentukan Jepang sebagai batu loncatan untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Sekutu berhasil mengalahkan Jepang dengan diluluhlantakkannya kota Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom. Tak hanya itu, kekalahan Jepang atas Amerika ini juga menjadi kesempatan para pejuang Indonesia untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan. Jepang yang telah menyerah kepada Sekutu pun berjanji untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945 Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat terbang menuju Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Dalam pertemuan itu, diketahui info bahwa proklamasi Indonesia bisa diumumkan pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun para pejuang menginginkan kemerdekaan secepatnya diproklamasikan dengan menolak kemerdekaan pemberian dari Jepang. 9. Peristiwa Rengasdengklok Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Widyodiningrat yang disebut golongan tua kembali ke Indonesia pada 14 Agustus 1945. Namun golongan muda yakni Sutan Sjahrir, Chaerul Saleh, Wikana, dan Darwis mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Golongan tua menolak usulan itu karena beranggapan bahwa kekuasaan Jepang belum sepenuhnya menghilang sehingga akan menyebabkan pertumpahan darah. Perbedaan pendapat antara dua golongan ini menyebabkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa ini terjadi pada 16 Agustus 1945 yang mana para golongan muda menculik Soekarno dan Moh. Hatta. Pada peristiwa ini Soekarno dan diculik lalu dibawa ke Rengasdengklok. Penculikan ini bertujuan untuk membawa kedua tokoh ini ke tempat aman agar tidak terkena pengaruh Jepang. Kedua tokoh ini diamankan dari pengaruh Jepang agar kemerdekaan Indonesia bisa segera diproklamasikan. 10. Perumusan Teks Proklamasi Peristiwa Rengasdengklok bertujuan untuk memaksa Soekarno dan agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Soekarno bersedia memproklamasikan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta. Lalu, Soekarno dan Moh. Hatta dibawa ke rumah Laksamana Muda Maeda yang bersedia menjamin keselamatan kedua tokoh ini. Di rumah Laksamana Muda Maeda yang berada di Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Jakarta ini pun naskah proklamasi dirumuskan. Setelah teks disepakati peserta rapat, naskah proklamasi pun diketik oleh Sayuti Melik. Kemudian naskah proklamasi ini ditandatangani oleh Soekarno dan atas nama bangsa Indonesia. Naskah proklamasi pun disepakati akan dibacakan di kediaman Soekarno tepatnya di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Ketika para peserta rapat bersiap untuk pulang, Moh. Hatta berpesan agar memperbanyak teks untuk disebarkan ke rakyat dan seluruh dunia. 2. Kumpulan Peristiwa Sejarah Indonesia Sesudah Merdeka Server gambar" /> Gambar bendera merah putih via Server gambar Setelah berabad-abad dijajah oleh Portugis, Spanyol, Perancis, Inggris, Belanda, dan Jepang, Indonesia mulai menunjukan taringnya kepada seluruh dunia. Para tokoh pejuang berusaha memperjuangkan kemerdekaan Indonesia untuk membebaskan diri dari jajahan asing. Bahkan setelah merdeka pun, Indonesia masih harus terus mempertahankan kemerdekaannya dari serangan asing. Untuk mengetahui kumpulan peristiwa bangsa Indonesia pada masa sesudah merdeka, kamu bisa menyimak rangkuman di bawah ini 1. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi, para pemuda dan rakyat Indonesia berkumpul di kediaman Soekarno. Sekitar pukul WIB Soekarno didampingi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dengan pembacaan teks proklamasi. Setelah pembacaan teks proklamasi selesai, upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati Soekarno. Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh S. Suhud dan Cudanco Latif, serta diiringi lagu Indonesia Raya. Pada saat sang Saka Merah Putih dikibarkan, tanpa ada yang memberi aba-aba para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peristiwa yang sangat penting bagi bangsa Indonesia ini berlangsung sekitar satu jam. Meski sangat sederhana, namun upacara ini dilakukan dengan penuh kekhidmatan. Peristiwa ini membawa perubahan yang luar biasa pada kehidupan bangsa Indonesia. Indonesia menjadi negara yang merdeka. 2. Peristiwa 10 November Tentara Sekutu mendarat untuk pertama kali di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigjen Mallaby. Tentara Sekutu bertugas melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang. Namun pada tanggal 28 Oktober 1945, pos-pos Sekutu di seluruh kota Surabaya diserang oleh rakyat Surabaya. Komandan Sekutu menghubungi Presiden Soekarno untuk menyelamatkan pasukan Inggris dari bahaya kehancuran. Tanggal 30 Oktober 1945 dicapai kesepakatan untuk menghentikan tembak-menembak. Namun, sore harinya terjadi pertempuran di gedung Bank International dan menewaskan Brigjen Mallaby. Tanggal 9 November 1945, pimpinan Sekutu di Surabaya mengeluarkan ultimatum yang tidak diindahkan warga Surabaya. Lalu, pecahlah pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 yang menewaskan beribu â ribu pejuang. Untuk memeringati perjuangan rakyat Surabaya itu, pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. 3. Bandung Lautan Api Usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia untuk sepenuhnya lepas dari tangan penjajah memang tidak mudah. Ada satu kisah perjuangan rakyat Bandung yang dinamakan Bandung Lautan Api. Peristiwa ini diawali dengan kedatangan NICA atau biasa disebut pemerintah sipil Hindia Belanda pada Oktober 1945. NICA datang dengan membonceng Sekutu masuk ke kota Bandung untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Tanggal 21 November 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama untuk mengosongkan Bandung Utara. Minimnya persenjataan, para pejuang Bandung yang bentrok dengan penjajah tidak dapat menguasai Bandung Utara sehingga diduduki Sekutu. Tanggal 23 Maret 1946 Sekutu berultimatum kedua untuk mengosongkan Bandung Selatan. Rakyat pun diungsikan ke luar kota Bandung. Lalu Bandung Selatan yang akan dikuasai Sekutu pun dibumihanguskan oleh pejuang Indonesia dan menyerang dengan taktik perang gerilya. 4. Perjanjian Linggarjati Inggris menyadari bahwa sengketa antara Indonesia dengan Belanda tidak mugkin diselesaikan melalui peperangan. Inggris pun mempertemukan kedua belah pihak di meja perundingan pada 10 November 1946 di Linggarjati. Dalam perundingan ini delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir. Sementara delegasi Belanda dipimpin oleh Van Mook. Naskah hasil perundingan ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda pada tanggal 25 Maret 1947. Hasil Perjanjian Linggarjati sangat merugikan Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi sempit. Isi Perjanjian Lingarjati antara lain - Belanda hanya mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Jawa, Madura, dan Sumatera. - Republik Indonesia dan Belanda akan bersama-sama membentuk Negara Indonesia Serikat yang terdiri atas Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Kalimantan. -Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dan diketuai oleh Ratu Belanda. 5. Agresi Militer 1 Meskipun Perjanjian Linggarjati sudah diresmikan dan disepakati, Belanda tetap berusaha untuk menjajah Indonesia. Pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melanggar Perjanjian Linggarjati dengan menyerang wilayah Republik Indonesia. Belanda berhasil merebut sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Akibat dari pencaplokan wilayah oleh Belanda ini, kekuasaan Republik Indonesia semakin kecil. Serangan militer yang dipicu oleh pelanggaran Perjanjian Linggarjati ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda 1. Peristiwa ini membuat negara-negara lain geram. Tak hanya itu, Agresi Militer 1 ini juga menimbulkan protes dari negara-negara tetangga dan dunia internasional. Wakil-wakil dari India dan Australia mengusulkan kepada PBB atau yang kita kenal sebagai Perserikatan Bangsa â bangsa agar mengadakan sidang. Sidang yang diusulkan ini bertujuan untuk membicarakan masalah penyerangan Belanda ke wilayah Republik Indonesia. 6. Agresi Militer 2 Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan serangan lagi ke wilayah Republik Indonesia yang dikenal sebagai Agresi Militer Belanda 2. Ibukota Republik Indonesia yang waktu itu berpindah ke Yogyakarta pun diserang Belanda. Belanda berhasil menguasai Lapangan Udara Maguwo. Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Sutan Syahrir, dan Suryadarma pun ditangkap Belanda. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta ditawan dan diasingkan ke Pulau Bangka. Sebelum tertangkap, Presiden Soekarno telah mengirim mandat lewat radio kepada Menteri Kemakmuran, Mr. Syaffiruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera. Tujuannya ialah untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI dengan ibukota Bukittinggi. Agresi Militer 2 menimbulkan reaksi dari negara -negara Asia. Negara-negara di Asia seperti India, Myanmar, Afganistan, dan lain-lain segera mengadakan Konferensi New Delhi pada Desember 1949. 7. Konferensi Meja Bundar Akibat dari Agresi Militer 2, PBB berhasil mempertemukan Indonesia dan Belanda dalam sebuah perundingan. Melalui perundingan-perundingan ini delegasi Indonesia berjuang secara diplomasi agar kedaulatan negara ini segera diakui Belanda. Salah satu perundingan yang paling berkesan dalam sejarah Indonesia adalah Konferensi Meja Bundar. Konferensi Meja Bundar digelar pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Presiden sedangkan Belanda mengirimkan delegasinya yang bernama Mr. Van Maarseveen. Hasil kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam Konferensi Meja Bundar antara lain Indonesia menjadi Republik Indonesia Serikat RIS dan Belanda akan menyerahkan kedaulatan RIS pada akhir bulan Desember 1949RIS dan Belanda akan tergabung dalam Uni Indonesia BelandaIrian Barat akan diserahkan setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar, akhirnya pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada RIS. Upacara pengakuan kedaulatan ini digelar di dua tempat secara bersamaan yaitu di Den Haag dan Yogyakarta. Upacara pengakuan kedaulatan yang diselenggarakan di Den Haag ini diwakili oleh Ratu Yuliana sebagai delegasi Belanda. Sedangkan pihak Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Moh. Hatta. Upacara pengakuan kedaulatan yang digelar di Yogyakarta diwakili oleh Mr. Lovink sebagai delegasi Belanda. Sedangkan pihak Indonesia mengirimkan wakilnya yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dengan pengakuan kedaulatan ini berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan berdirilah Negara Republik Indonesia Serikat. Sehari setelah pengakuan kedaulatan ini, ibukota Indonesia dipindahkan ke Jakarta. Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda dan dikibarkan sang merah putih. 9. Peristiwa G30S/PKI Sejarah Indonesia paling kelam terjadi saat peristiwa G30S/PKI yang terbilang sebagai bentuk kudeta pada tanggal 30 September 1965. Dalang dari peristiwa ini adalah DN Aidit seorang petinggi PKI yang ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis. Peristiwa ini diawali dengan penculikan 7 Jenderal yang dibunuh lalu dibuang di sebuah sumur di daerah Lubang Buaya. Ketujuh jenderal itu kini yang kita sebut sebagai Pahlawan Revolusi. Peristiwa ini berakhir dengan dieksekusinya DN Aidit pada 25 November 1965. 10. Peristiwa Mei 1998 Indonesia pernah dikuasai rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Namun, Soeharto dianggap tidak kompeten sebagai pemimpin Indonesia. Lalu terjadi gerakan mahasiswa disebabkan oleh krisis moneter yang melanda Indonesia. Krisis ini ditandai dengan terjadinya inflasi besar-besaran, mata uang rupiah melemah, kriminalitas terhadap etnis Tionghoa, harga kebutuhan pokok melonjak dan lain sebagainya. Demo ini berujung ricuh dan menewaskan 4 mahasiswa Universitas Trisakti yang ditembak oleh aparat keamanan. Tragedi Trisakti ini membuat mahasiswa seluruh Indonesisa geram dan melakukan demo lagi. Demo mahasiswa dari seluruh Indonesia ini pun berhasil menduduki gedung MPR untuk mendesak lengsernya Soeharto. Soeharto pun mengundurkan diri dari kursi Presiden dan masa orde baru berakhir lalu digantikan kabinet Reformasi di bawah pimpinan Indonesia tak lepas dari kumpulan peristiwa penting yang menjadi cikal bakal terbentuknya negara ini. Rakyat Indonesia telah memperjuangkan kedaulatan negara ini sejak masa kerajaan hingga penjajahan. Setelah Indonesia merdeka pun, rakyat negara ini tak lepas dari konfrontasi negara asing yang ingin menjajah lagi. Dari rangkuman kumpulan peristiwa di atas, kita bisa mempelajari tentang terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. indonesia sejarag Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Sejarah Masa kemerdekaan Indonesia adalah puncak perjuangan bangsa dalam menghadapi berbagai ketidakadilan yang telah lama berlangsung di nusantara. Proses kemerdekaan ini tidaklah mudah dan singkat. Berbagai pergolakan terjadi dalam segala bidang. Bagaimana keadaan masa kemerdekaan di Indonesia? Simak berbagai pemaparan dan penjelasannya di bawah ini. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kemerdekaan Indonesia tentunya dapat terjadi melalui peristiwa proklamasi kemerdekaan. Teks Proklamasi kemerdekaan dibacakan oleh oleh Ir. Soekarno di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Mengapa perlu dilaksanakan proklamasi kemerdekaan? Apa maknanya bagi kehidupan bangsa Indonesia pada masa sekarang? Bagaimana keadaan Indonesia di masa kemerdekaan? dan seperti apa proses untuk mencapai kemerdekaan Indonesia? Berikut adalah pemaparan yang dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Persiapan Kemerdekaan Indonesia Menjelang akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Satu demi satu daerah jajahannya jatuh ke tangan pasukan Sekutu. Untuk membantu menghadapi Sekutu, Jepang mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang diduduki dengan memberikan janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia yang dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan menarik simpati bangsa Indonesia Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 201. Sebagai pembuktiannya, ia mengizinkan pengibaran bendera merah putih di kantor-kantor Indonesia, asalkan berdampingan dengan bendera Jepang. Bersamaan dengan janji tersebut, maka Indonesia juga mulai melakukan rangkaian persiapan kemerdekaan, yang di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Pembentukan BPUPKI Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan BPUPKI. BPUPKI terdiri atas 63 orang yang diketuai Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Dalam aktivitasnya, BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei hingga1 Juni 1945 dan sidang kedua dilaksanakan pada 10 hingga 17 Juli 1945. Sidang Pertama BPUPKI Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara yang benar-benar tepat, maka acara dalam sidang ini adalah mendengarkan pidato dari tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Sampai akhir masa sidang pertama ini, belum ditemukan kesepakatan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dianggap benar-benar tepat. Maka, dibentuklah suatu panitia kecil beranggotakan sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno dan dinamakan panitia Sembilan. Tugas panitia sembilan adalah mengolah usulan dari anggota BPUPKI mengenai dasar negara Republik Indonesia. Pertemuan Panitia Sembilan menghasilkan rumusan yang disebut Jakarta Charter atau Piagam Jakarta, yang disetujui secara bulat dan ditandatangani pada 22 Juni 1945. Sidang Kedua BPUPKI Sidang kedua membahas rencana Undang-Undang Dasar UUD. Sidang ini juga membicarakan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta sidang setuju dengan bentuk Republik. Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 19 orang untuk mempercepat kerja sidang. Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti pembukaan Undang-Undang Dasar UUD. Panitia Perancang UUD juga membentuk panitia lebih kecil beranggotakan 7 orang yang diketuai oleh Soepomo untuk merumuskan batang tubuh UUD. Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD yang diketuai Soekarno melaporkan hasil kerja panitia, yaitu Pernyataan Indonesia Merdeka; Pembukaan Undang-Undang Dasar; dan Batang Tubuh UUD. Dengan demikian, Panitia Perancang UUD telah selesai melaksanakan tugasnya. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah Undang-Undang Dasar yang dibentuk Panitia Perancang UUD. 2. Pembentukan PPKI Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah menyelesaikan tugasnya, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi negara Indonesia. Selanjutnya dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan wakilnya Drs. Mohammad Hatta, sebagai penasihat diangkat Mr. Achmad Subardjo. Pada awal pembentukannya, jumlah anggota PPKI terdiri atas 21 orang, kemudian ditambah 6 orang, jadi jumlahnya 27 orang. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia. Secara simbolik, PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi, pada tanggal 9 Agustus 1945 dengan memanggil tiga tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Wiedyodiningrat. Ketiga tokoh nasional tersebut dipanggil ke Saigon/Dalat di Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Informasi tersebut tak lain adalah pelaksanaan kemerdekaan akan dapat dilakukan dengan segera dan wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda. Peristiwa Rengasdengklok Peristiwa Rengasdengklok diawali oleh peristiwa menyerahnya Jepang tanpa syarat kepada pasukan Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Berita tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu diketahui oleh beberapa tokoh pemuda, terutama Sutan Syahrir. Kemudian Syahrir dan beberapa tokoh pemuda segera menemui Mohammad Hatta yang saat itu baru pulang dari Dalat, Vietnam. Bersama Mohammad Hatta, Syahrir dan beberapa pemuda menemui Soekarno di rumahnya. Syahrir mengusulkan Soekarno-Hatta agar secepatnya memproklamasikan kemerdekaan tanpa melalui PPKI karena Sekutu akan menganggap kemerdekaan Indonesia sebagai suatu kemerdekaan hasil pemberian Jepang. Usulan Syahrir tersebut tidak disetujui oleh Soekarno-Hatta. Mereka berpendapat pelaksanaan proklamasi harus melalui PPKI sesuai dengan prosedur maklumat Jepang, yaitu pada tanggal 24 Agustus 1945. Alasannya, meskipun Jepang telah kalah, kekuatan militernya di Indonesia harus diperhitungkan. Perbedaan sikap ini mendorong para pemuda kembali berunding pada pukul menjelang 16 Agustus 1945. Rapat itu dihadiri oleh Sukarni, Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, dr. Muwardi, Syudanco Singgih, dan dr. Sucipto. Hasil perundingan itu menyepakati untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar kota dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Selanjutnya, Pada 16 Agustus 1945 pukul Soekarno-Hatta dibawa para pemuda ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Sesampainya di Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dan rombongannya disambut baik oleh pasukan Peta pimpinan Syudanco Subeno. Niat para pemuda untuk mendesak Soekarno-Hatta tidak terlaksana. Soekarno-Hatta tetap kukuh pada pendiriannya. Mereka tetap tidak ingin melaksanakan proklamasi kemerdekaan sebelum ada pernyataan resmi dari pihak Jepang mengenai kekalahan Jepang kepada Sekutu. Selain itu, kemerdekaan tetap harus dimusyawarahkan dulu dalam sidang PPKI. Di tengah suasana tersebut, Ahmad Soebardjo datang beserta sekretaris pribadinya, Sudiro pada pukul WIB. Ahmad Soebardjo memberitahukan kebenaran menyerahnya Jepang kepada Sekutu. Mendengar berita itu, Soekarno-Hatta akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta. Ahmad Soebardjo memberikan jaminan dengan nyawanya sendiri bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan esok hari selambat-lambatnya pukul WIB. Dengan jaminan yang meyakinkan tersebut, Syudanco Subeno pun akhirnya bersedia melepaskan Soekarno-Hatta. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada malam hari, 16 Agustus 1945, pukul WIB, Soekarno-Hatta beserta rombongan berangkat menuju Jakarta. Mereka tiba di Jakarta pada pukul lalu menuju rumah kediaman Laksamana Maeda. Tempat itu dianggap aman dari ancaman militer Jepang, karena Laksamana Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat. Di kediaman Laksamana Maeda inilah rumusan teks proklamasi disusun. Ir. Soekarno menuliskan konsep proklamasi kemerdekaan Indonesia yang akan dibacakan esok harinya. Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan. Kalimat pertama dari teks proklamasi merupakan saran Ahmad Subardjo sedangkan kalimat terakhir merupakan sumbangan dari Moh. Hatta. Kalimat pertama berisi pernyataan kehendak Bangsa Indonesia untuk merdeka, dan kalimat kedua berisi pernyataan mengenai pemindahan kekuasaan. Pada pukul WIB, Soekarno membacakan hasil rumusan tersebut. Akhirnya, seluruh tokoh yang hadir pada saat itu menyetujui secara bulat konsep proklamasi tersebut. Permasalahan muncul mengenai siapa yang harus menandatangani teks proklamasi tersebut. Hatta mengusulkan agar teks proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh yang hadir sebagai wakil bangsa Indonesia. Sukarni dari golongan muda mengajukan usul bahwa teks proklamasi cukup ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta saja atas nama bangsa Indonesia. Sukarni juga mengusulkan agar Soekarno yang membacakan teks proklamasi tersebut. Usulan dari Sukarni diterima, kemudian Soekarno meminta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi dengan beberapa perubahan yang telah disetujui. Tiga perubahan pada naskah hasil ketikan Sayuti Melik, yaitu Kata ”tempoh” diganti menjadi ”tempo”. Kata ”wakil-wakil bangsa Indonesia” diganti menjadi ”Atas nama bangsa Indonesia”. Penulisan tanggal yang tertera ”Djakarta, 17-8-05” menjadi ”Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”. Selanjutnya, Sukarni mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Usulan itu diterima, dan pertemuan kemudian dibubarkan setelah waktu upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan telah ditentukan, yakni tanggal 17 Agustus 1945 pukul WIB. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Sejak pagi tanggal 17 Agustus 1945, persiapan upacara pembacaan proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Halaman rumah Soekarno sudah dipadati oleh massa menjelang pembacaan teks proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief Hendraningrat untuk menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latif dalam melaksanakan pengamanan dibantu oleh Arifin Abdurrahman untuk mengantisipasi gangguan tentara Jepang. Tepat pukul WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Setelah pidato dan pembacaan proklamasi selesai, kemudian dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S. Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Upacara proklamasi ditutup oleh sambutan Wali Kota Jakarta, Suwiryo dan dr. Muwardi. Peristiwa yang sangat bersejarah tersebut berlangsung secara sederhana dan hanya memakan waktu kurang dari satu jam. Meskipun demikian, peristiwa tersebut membawa pengaruh yang luar biasa hebatnya bagi bangsa Indonesia. Sambutan Rakyat terhadap Proklamasi Kemerdekaan Puncak perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah adalah dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagian besar rakyat Indonesia dapat dengan cepat menanggapi hakikat dari makna proklamasi itu. Namun demikian, ada juga yang menanggapi kemerdekaan itu adalah bebas dari segala-galanya, sehingga mereka berusaha melawan kekuatan yang selama ini membelenggunya. Sikap inilah yang pada gilirannya memunculkan perlawanan-perlawanan baik terhadap tentara Jepang maupun kepada penguasa pribumi yang pada zaman kolonial Belanda maupun Jepang berpihak kepada penjajah. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada Rakyat Indonesia, baik di pusat maupun di daerah, pada umumnya melakukan aksi-aksi yang mendukung diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia. Seperti para pemuda yang dipelopori oleh Komite van Aksi Menteng 31. Mereka menghendaki agar para pemimpin perjuangan kemerdekaan mau bertemu dengan rakyat dan berbicara di hadapan mereka mengenai kemerdekaan Indonesia sebagai puncak perjuangan bangsa. Rencana ini dilaksanakan dengan dua cara, yaitu persiapan pengerahan massa dan menyampaikan rencana itu kepada presiden. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta yang terpilih secara aklamasi oleh PPKI, menyetujui rencana tersebut, demikian juga dengan para menteri yang telah dilantik. Presiden dan wakil presiden serta para menteri kemudian menuju ke Lapangan Ikada. Ternyata Lapangan Ikada telah dipenuhi oleh massa yang lengkap dengan senjata tajam. Tampak pula tentara Jepang bersiap siaga senjata lengkap dan tank-tanknya. Melihat kondisi ini tampaknya bentrokan antara pasukan Jepang dengan massa dapat terjadi sewaktu-waktu. Mobil presiden dan wakil presiden diberhentikan sebentar oleh komandan jaga sebelum dipersilahkan masuk ke Lapangan Ikada. Soekarno menuju panggung dan menyampaikan pidato singkat setelah memasuki Lapangan Ikada. Soekarno meminta dukungan dan kepercayaan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mematuhi kebijaksanaan-kebijaksanaannya, patuh, dan disiplin dalam pidatonya. Imbauan tersebut ternyata dipatuhi oleh massa yang memadati Lapangan Ikada. Melihat fenomena ini, rapat raksasa di Lapangan Ikada ini adalah manifestasi pertama dari kewibawaan pemerintah Republik Indonesia kepada rakyatnya. Tanggapan di Berbagai Daerah terhadap Proklamasi Berita proklamasi segera menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Pekik merdeka mewarnai salam masyarakat Indonesia di setiap gang, pasar, lembaga pendidikan, dan berbagai tempat umum lainnya. Rasa syukur atas kemerdekaan dilakukan dengan berbagai cara. Doa syukur berkumandang di tempat-tempat ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya. Rasa syukur terhadap kemerdekaan bukan hanya diucapkan dengan lisan, tetapi juga dibuktikan dengan perbuatan. Semangat kemerdekaan telah membakar keberanian rakyat Indonesia di berbagai daerah. Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia belum memiliki kepala pemerintahan dan sistem administrasi wilayah yang jelas. Oleh karena itu, setelah proklamasi kemerdekaan dilakukan, segera dibentuk kelengkapan pemerintahan dengan tujuan agar pembangunan dapat berlangsung dengan baik. Para pemimpin segera membentuk lembaga pemerintahan dan kelengkapan negara sehari setelah proklamasi dikumandangkan. PPKI segera menyelenggarakan rapat-rapat yang menghasilkan beberapa keputusan penting sebagai berikut. Pengesahan UUD 1945, sebagai landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan arahnya sendiri. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, secara aklamasi dalam musyawarah untuk mufakat, yakni Soekarno dan Hatta. Pembagian Wilayah Indonesia, menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan provinsi tersebut adalah Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Pembentukan Kementerian, pada 2 September 1945, dibentuk susunan kabinet RI yang pertama. Kabinet ini merupakan kabinet presidensial yang bertanggung jawab kepada presiden. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP,tanggal 22 Agustus 1945 PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan KNIP Komite Nasional Indonesia Pusat yang akan mengantikan PPKI. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan, pada tanggal 23 Agustus, Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi Badan Keamanan Rakyat BKR sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus menghadapi Belanda yang ingin mengembalikan kekuasaannya atas Indonesia. Dalam mempertahankan kemerdekaannya, bangsa Indonesia melakukan berbagai upaya. Upaya apa saja yang dilakukan? Berikut adalah pemaparannya. Perjuangan Fisik Perjuangan yang melibatkan pertumpahan darah masih terjadi di seluruh pelosok Indonesia ketika kemerdekaan telah diproklamasikan. Berikut adalah beberapa pertempuran dan insiden yang terjadi dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 1. Insiden Hotel Yamato Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa perobekan bendera Belanda merah-putih-biru menjadi bendera Indonesia merah-putih. Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato, Surabaya. 2. Pertempuran Surabaya Pertempuran Surabaya merupakan satu rangkaian peristiwa pertempuran yang terjadi antara tentara Indonesia dan tentara Sekutu yang berlangsung sejak tanggal 27 Oktober sampai 20 November 1945. Pertempuran yang paling besar terjadi pada tanggal 10 November 1945. 3. Pertempuran Lima Hari di Semarang Pertempuran lima hari di Semarang terjadi antara rakyat Indonesia di Semarang dengan tentara Jepang pada pada tanggal 15 sampai dengan 20 Oktober 1945. Peristiwa ini berawal ketika para tawanan veteran angkatan laut Jepang yang dipindahkan dari Cepiring ke Bulu. 4. Pertempuran Ambarawa Pertempuran Ambarawa adalah peristiwa perlawanan rakyat Indonesia terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah. Peristiwa ini diawali dengan kedatangan tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Jenderal Bethel di Semarang pada 20 Oktober 1945. 5. Bandung Lautan Api Peristiwa Bandung Lautan Api adalah peristiwa kebakaran besar yang terjadi di kota Bandung, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1946. Kota Bandung sengaja dibakar oleh Tentara Keamanan Rakyat TKR dan rakyat setempat dengan maksud agar tentara Sekutu tidak dapat menggunakan kota Bandung sebagai pos-pos militer. 6. Pertempuran Medan Area Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap tentara Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara pada tanggal 9 Oktober 1945. Kedatangan tentara Sekutu ini ternyata diboncengi oleh tentara NICA yang bertujuan mengambil alih pemerintahan. Hal ini memicu munculnya perlawanan rakyat di kota Medan. 7. Pertempuran Puputan Margarana Pertempuran Puputan Margarana merupakan salah satu pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi pada tanggal 20 November 1945. Pertempuran ini diawali dengan kedatangan pasukan Belanda yang berjumlah sekitar 2000 tentara disertai tokoh-tokoh yang bersedia bekerja sama dengan Belanda di Bali. 8. Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan ini bertujuan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia cukup kuat untuk mempertahankan kemerdekaan, meskipun ibu kotanya telah diduduki oleh Belanda. Perjuangan Diplomasi Melalui perjuangan diplomasi, bangsa Indonesia berupaya menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kemerdekaan dan kedaulatan yang telah diraih bangsa Indonesia pantas untuk dibela dan dipertahankan. Berikut adalah beberapa upaya diplomasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. 1. Perundingan Linggajati Perundingan Linggajati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan di Linggajati, Kuningan, Jawa Barat. Perundingan Linggajati dilaksanakan pada tanggal 10 November 1946. Perundingan ini menghasilkan beberapa kesepakatan yang ditandatangani secara resmi oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947. 2. Perundingan Renville Agresi Militer Belanda I mendapat reaksi keras dari dunia internasional, khususnya dalam forum PBB. Dalam rangka usaha penyelesaian damai, maka Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Tiga Negara KTN. 3. Perundingan Roem–Royen Untuk mengatasi agresi militer Belanda, PBB mengadakan sidang pada tanggal 22 Desember 1948 dan menghasilkan sebuah resolusi yang isinya mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan. 4. Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar KMB adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23Agustus sampai 2 November 1949. Konferensi Meja Bundar merupakan tindak lanjut dari perundingan-perundingan sebelumnya. Konferensi ini merupakan titik terang bagi bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaannya. Perkembangan Politik Indonesia pada Masa Kemerdekaan Berbagai pergolakan politik banyak terjadi pada masa kemerdekaan. Mulai dari perubahan bentuk negara, hingga gangguan-gangguan keamanan dalam negeri. Berikut adalah beberapa perkembangan politik Indonesia yang terjadi pada Masa Kemerdekaan. Republik Indonesia Serikat Sesuai hasil kesepakatan Konferensi Meja Bundar, bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah menjadi Republik Indonesia Serikat RIS. Republik Indonesia Serikat RIS berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 dengan Undang-Undang Dasar Sementara sebagai konstitusinya. Yang tergabung dalam federasi Republik Indonesia Serikat adalah sebagai berikut. Negara bagian yang meliputi Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatra Selatan, Negara Sumatra Timur, dan Republik Indonesia. Satuan-satuan kenegaraan yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Bangka, Belitung, Riau, dan Jawa Tengah. Daerah Swapraja yang meliputi Kota Waringin, Sabang, dan Padang. Kembali Menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia Bentuk negara Republik Indonesia Serikat RIS ternyata tidak sesuai dengan cita-cita kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, muncul gerakan-gerakan untuk mengubah bentuk negara kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Rakyat di negara-negara bagian mengadakan demonstrasi untuk membubarkan RIS dan menuntut kembali ke dalam NKRI. Gangguan Keamanan Selain pergolakan bentuk negara dan pemerintahan, dalam masa kemerdekaan Indonesia juga mengalami beberapa gangguan keamanan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut. Pemberontakan PKI Madiun 1948 Pemberontakan ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin oleh Muso. Tujuan dari pemberontakan PKI Madiun adalah ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan komunis serta ingin mendirikan Republik Indonesia Soviet. Pemberontakan DI/TII Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia DI/TII adalah suatu gerakan yang menginginkan berdirinya sebuah negara Islam Indonesia. Pemberontakan DI/TII bermula di Jawa Barat, kemudian menyebar ke daerah-daerah lain, seperti Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Perkembangan Ekonomi Indonesia pada Masa Kemerdekaan Pada masa kemerdekaan keadaan ekonomi bangsa Indonesia masih belum stabil. Hal ini disebabkan oleh masalah-masalah ekonomi yang terjadi saat itu. Masalah-masalah tersebut antara lain sebagai berikut. Permasalahan Inflasi Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, bangsa Indonesia mengalami infl asi yang terlalu tinggi hiperinflasi. Inflasi terjadi karena mata uang Jepang beredar secara tak terkendali. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah mengambil kebijakan berlakunya mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda dan mata uang pendudukan Jepang. Blokade Laut Blokade laut yang dilakukan oleh Belanda dimulai pada bulan November 1945. Blokade ini menutup pintu keluar masuk perdagangan Indonesia. Akibatnya, barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat diekspor, dan Indonesia tidak dapat memperoleh barang-barang impor yang sangat dibutuhkan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah sebagai berikut a Melaksanakan program pinjaman nasional; b Melakukan diplomasi ke India; c Mengadakan hubungan dagang langsung ke luar negeri. Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kemerdekaan Kemerdekaan telah membawa perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut. Kehidupan Sosial Sebelum kemerdekaan, telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagibagi kelas-kelas masyarakat. Saat itu, masyarakat Indonesia didominasi oleh warga Eropa dan Jepang. Warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang menjadi pekerja bagi para bangsawan dan penguasa. Setelah Indonesia merdeka, segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dan semua warga Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang. Pendidikan Pada masa penjajahan, kesempatan memperolah pendidikan bagi anakanak Indonesia sangat terbatas. Dari sejumlah anak-anak usia sekolah, hanya sebagian kecil saja yang sempat menikmati sekolah. Oleh karena itu, segera setelah Proklamasi Kemerdekaan, pemerintah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan PP dan K. Kebudayaan Dalam bidang kesenian, banyak muncul lagu yang bertemakan nasionalisme yang diciptakan oleh para komponis seperti Cornel Simajuntak, Kusbini, dan Ismail Marzuki. Lagu-lagu tersebut antara lain, Bagimu negeri, Halo-Halo Bandung, Selendang Sutra, dan Maju Tak Gentar. Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Sosial SMP/MTs Kelas IX. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. – Tahukah Adjarian apa saja karakteristik demokrasi Pancasila? Indonesia menerapkan sistem demokrasi Pancasila. Menurut Abrahan Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya, rakyat memiliki kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan, termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak manapun. Sebab, pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama. Meski begitu, kebabasan yang diberikan dalam demokrasi ini juga harus disertai dengan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sementara itu, bagi bangsa Indonesia, pilihan yang tepat dalam menerapkan paham demokrasi adalah dengan demokrasi Pancasila. Paham demokrasi Pancasila ini sangat kesuai dengan kepribadian bangsa yang digali berdasarkan tata nilai sosial budaya sendiri. Hal itu sudah dipraktikkan secara turun-temurun jauh sebelum Indonesia merdeka, Adjarian. Kenyataan ini bisa dilihat dari masyarakat Indonesia yang sebagian besar menerapkan musyawarah mufakat dan gotong royong dalam menyelesaikan masalah. Nah, berikut karakteristik demokrasi Pancasila di Indonesia. Baca Juga Karakteristik Demokrasi Pancasila pada Periode 1965-1998